Perlengkapan
Dasar
(untuk medan gunung hutan)
1. Sepatu
Untuk
medan gunung hutan diperlukan sepatu :
2. Kaus Kaki Yang perlu diperhatikan : menyerap keringat. Gunanya :
3. Celana Jalan Yang perlu diperhatikan :
4. Baju Jalan Yang perlu diperhatikan :
5. Topi Lapangan Yang perlu diperhatikan :
6. Sarung Lapangan Yang perlu diperhatikan :
7. Ikat Pinggang Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tetapi teguh. Selain menjaga agar celana tidak kendur, juga untuk meletakan alat-alat yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum, tempat alat-alat P3K, dll. 8. Ransel / Carrier
9. Peralatan navigasi - Kompas, peta, penggaris segitiga, busur derajat, pensil, dll. 10. Lampu Senter
11. Peluit 12. Pisau
B. Peralatan Tidur
C. Perlengkapan Masak dan Makan
Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel/carrier (Packing)
Nyaman, efisien, selain secara
langsung ditentukan oleh desain ransel, juga banyak dipengaruhi cara menyusun
barang (packing) kedalam ransel.
Perencanaan Perbekalan
Dalam perencanaan perjalanan,
perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian
khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan: a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai. b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya. c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar. d. Ringan, mudah didapat e. Murah Untuk dapat merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat-syarat diatas, kita dapat mengkajinya dengan langkah-langkah berikut :
Catatan :
Kalori
paling cepat didapat dari :
1. Hidrat arang
2. lemak 3. protein
Kebutuhan kalori per 100 pounds berat
badan (sekitar 45 kg)
Jenis Bahan Makanan dan Macam Makanan
Sumber
kalori dari hidrat arang tiap 100 gram
Sumber Protein (tiap 100 gram)
Sumber protein dan lemak (tiap 100
gram)
Menu
makanan satu hari :
Perlengkapan
Perorangan :
1. Carrier / Ransel
2. Matras 3. Rain coat / ponco 4. Sleeping Bag 5. Perlengkapan makan & minun 6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan) 7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan 8. Senter (Baterai + bohlam cadangan) 9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan 10. Obat-obatan pribadi 11. Kompas, webbing, tali 12. Logistik 13. Lilin 14. Pisau serba-guna / Victorinox
Perlengkapan
Team :
1. Tenda
2. Peralatan masak 3. P3K 4. Trash Bag 5. Golok Tebas |
Bahaya
di Pegunungan
Bahaya di pegunungan dibedakan menjadi :
a. Bahaya subyektif, disebabkan oleh
orang yang mendaki gunung sendiri.
b. Bahaya obyektif, disebabkan oleh
gunung atau lapangan/alam itu sendiri.
Dalam
praktek tidak mungkin mengadakan perbedaan eksas (pasti), karena banyak
terjadi bahaya yang obyektif dibandingkan dengan bahaya subyektif, apabila
orang melakukan kesalahan dan tidak ingat akan bahaya tersebut.
Barangsiapa
sebelumnya mengetahui bahaya-bahaya yang obyektif seperti :
1. Kejatuhan batu 2. daerah-daerah yang berbahaya 3. petir 4. kabut 5. udara yang mendadak menjadi buruk
Maka
dia akan dapat menghindari (tidak tentu) bahaya-bahaya tersebut.
Barangsiapa pada waktu akan terjadi bahaya, dengan cepat dan dengan cara yang benar menghindarkan diri dari bahaya-bahaya tersebut, ada harapan untuk hidup lama di pegunungan.
Bahaya-bahaya
yang subyektif seperti :
1. keadaan atau lemah badan dari orang yang akan mendaki 2. pengetahuan dan pengalaman yang kurang merupakan unsur-unsur yang lebih rumit.
Dorongan
hati untuk pegang peranan dan penyakit ingin dihormati oleh sesama orang,
untuk menggantikan prestasi orang lain, membuat orang menjadi buta dan akan
memiliki nasib yang tidak baik dipegunungan. Orang yang menderita tekanan
jiwa, tidak boleh mendaki gunung. Perjalanan ke gunung yang sunyi dapat
menimbulkan keajaiban.
a.
Batu yang jatuh dari gunung, merupakan ancaman bahaya besar.
Hembusan angin yang kuat, hujan angin, menyebabkan batu-batu tersebut berjatuhan. Juga orang dan binatang, dapat menyebabkan batu-batu berjatuhan. Pada masa sekarang ini dimana banyak perjalanan dilakukan di pegunungan, batu-batu yang berjatuhan, disebabkan oleh pendaki gunung yang kurang hati-hati, merupakan salah satu bahaya yang terpenting di pegunungan. Pada batu karang yang banyak mengandung batu-batu lepas, merupakan bahaya yang lebih besar dari pada batu karang yang mengandung batu-batu tetap. Puing-puing yang banyak pada batu karang dan parit-parit yang sempit serta dalam, merupakan saksi dari batu-batu yang jatuh. Karena batu-batu yang jatuh itu disebabkan oleh belahan, parit-parit yang sempit dan dalam di tempat-tempat dan dalam di tempat-tempat tertentu, maka di tempat tersebut terjadilah bahaya yang lebih besar. b. Apa yang kita kerjakan kalau ada petir? Tempat-tempat khusus yang berbahaya bagi petir adalah :
Perlindungan
yang terbaik dari sambaran petir ialah : mengurungkan untuk berjalan atau
lebih awal pulang.
Cuaca buruk jarang datang pada siang hari atau pada pagi hari. Pada waktu ada petir segera jongkok, duduk di atas tanah atau duduk diatas ransel atau tali yang sedang digulungkan dan menunggu sampai petir hilang. Jangan sekali-kali bersembunyi dalam gua, imbang/bersender pada dinding. Tempat-tempat itu sangat berbahaya, karena tanah yang meledak dan emosi. Kran air, kawat baja dan kawat berduri jangan sampai di sambar petir. Meskipun itu tidak secara langsung menarik logam, tetapi mengalirkan listrik (penghantar yang baik). c. K a b u t
Kabut
menimbulkan persoalan pada waktu kita mencari keterangan tentang tempat yang
akan kita datangi. Kita harus membawa peta, kompas, meteran untuk mengukur
tekanan udara. Pada waktu ada kabut tebal, kita harus percaya pada alat-alat
kita itu.
d. Udara mendadak menjadi buruk
Keadaan
udara yang mendadak menjadi buruk di pegunungan, harus mendapat perhatian
yang serius. Pada perjalanan yang berat, kita mengambil resiko (kesempatan
yang berbahaya) tentang udara yang mendadak menjadi buruk. Untuk perjalanan
semacam itu, sebaiknya, menunggu cuaca yang baik.
Menunggu yang sabar, pada waktu pulang, keberanian, kewaspadaan dan perasaan bertanggung jawab, merupakan syarat bagi pendaki gunung. Tanpa pertimbangan, begitu saja melakukan perjalanan, tidak lain hanya merupakan kebodohan saja. Barang siapa tidak mengenal bahaya, akan mejadi berani. |

0 komentar:
Posting Komentar